Rabu, 25 Agustus 2010

Pembuluh darah

Pembuluh darah

Pembuluh darah membentuk system jaringan tertutup yang tersebar ke seluruh sel-sel tubuh sehingga memungkinkan darah mengalir terus menerus membentuk siklus aliran tertutup, seperti halnya peredaran qi dalam system meridian akupunktur.
Pembuluh darah ada dua macam.

1. Pembuluh darah arteri
Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh sel-sel tubuh. Arteri dibangun oleh dinding yang tebal, liat dan elastis, yagn terdiri dari beberapa lapisan. Struktur seperti ini, menyebabkan arteri dapat menahan hentakan darah yang dipompa keluar dari jantung. Dinding arteri yang besar terdiri dari jaringan serabut (fibrious tissue). Dikarenakan arteri mempunyai daya elastisitas,maka pembuluh ini memiliki kemampuan untuk mengubah diameter pembuluhnya. Kemampuan arteri mengembangkan dan mengempiskan diameternya ini disebut vasomotion. Selain jaringan serabut, arteri juga terdiri dari jaringan otot halus. Jaringan otot halus dari dinding arteri dalam keadaan berelaksasi, disebut vasodilatasi. Sebaliknya, apabila sedang berkontraksi disebut vasokontriksi (vasoconstriction)
Dengan adanya kemampuan vasomotion dari arteri ini maka tekanan darah dan temperature tubuh dapat diatur. Pada keadaan tertentu, dinding arteri menjadi lemah atau longgar sehingga membengkak dan menonjol. Keadaan seperti ini disebut aneurysma. Apabila pembuluh arteri pecah maka akan terjadi pendarahan hebat yang berakibat fatal. Peristiwa lainnya adalah darah keluar dari system pembuluh darah dan membeku di dalam jaringan sekitarnya. Bekuan darah tersebut kemudian dapat menekan jaringan (karena keras). Apabila jaringan yang tertekan tersebut adalah bagian urat syaraf dapat mengakibatkan kelumpuhan (paralyse).
Dinding pembuluh arteri yang seringkali melemah adalh pada bagian aorta yang menanjak (ascending aorta). Apabila kejadian seperti ini terjadi pada pembuluh darah dalam otak (centre nerve system), akan berakibat sangat serius.

2. Pembuluh darah vena
Vena adalah pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung dari seluruh tubuh. Pembuluh darah vena dibangun oleh jaringan yang sama dengan arteri itu, hanya saja jaringan elastis pembuluh darah vena lebih sedikit. Oleh karena itu, dinding pembuluh darah vena lebih tipis sehingga fungsinya dalam menahan tekanan darah lebih kecil.
Sekitar 60% darah yang mengalir dalam tubuh, terdapat dalam vena. Pembuluh darah vena yang tidak berisi darah akan mengempis (collapse). Apabila terjadi stress, dinding vena akan bervasokonstriksi dan akan mendorong darah kembali ke jantung sehingga memperbesar cardiac output. Pada umumnya, pembuluh darah vena mempunyai klep-klep untuk mencegah kembalinya darah mengalir menjauhi jantung.
Kadang-kadang, aliran darah di dalam vena mengalami hambatan kesukaran. Hal ini disebabkan manusia adalah makhluk yang berdiri tegak sehingga gaya gravitasi darah dapat mempengaruhi aliran darah dalam vena. Apalagi, jika disertai adanya kerusakan-kerusakan pada klep-klep vena. Kondisi seperti ini menyebabkan darah tertimbun di dalam vena, terutama yang terletak di bagian bawah (terutama di kaki). Darah yang stagnasi di dalam vena menyebabkan diameter vena mengalami pelebaran. Hal ini dapat mengakibatkan jaringan yang berada di sekitarnya terdesak dan menjadi tegang sehingga dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Varicosis vena yang terjadi pada pembuluh vena di dalam rectum (dubur) disebut hemorrhoids, wasir atau ambeien. Selain varises, dinding vena dapat mengalami peradangan. Keadaan ini seibut phlebitis. Phlebitis akan berakitbat serius apabila dinding vena menjadi sticky atau kasar dan dapat menyebabkan terjadinya thrombus.
Volume darah pada setiap pembuluh darah berbeda-beda, dapat dilihat pada grafik.

Pembuluh kapiler (capillaries)

Pembuluh kapiler berdinding sangat tipis karena hanya terdiri dari selapis sel-sel endothelium. Akibatnya, gas (CO2, O2), nutrisi, hormone, dan sisa-sisa metabolisme dapat melewati pembuluh kapiler dengan cara osmosis. Volume darah pada pembuluh darah kapiler dapat dilihat pada grafik.
Dinding pembuluh kapiler mempunyai permeabilitas yang berbeda-beda, misalnya kapiler di dalam jaringan otak (CNS), dindingnya berlaku sebagai barrier (blood brain barrier). Dinding kapiler ini, secara selektif dapat menyaring zat-zat tertentu, baik yang dibutuhkan maupun yang tidak dibutuhkan oleh jaringan otak. Masing-masing pembuluh kapiler panjangnya tidak lebih dari 1 mm. Akan tetapi, karena jumlahnya yang sangat banyak, para pakar histology memperkirakan apabila kapiler-kapiler ini disambungkan maka panjangnya dapat mencapai 96.000 km. Kapiler dari arteria disebut arteriole dan kapiler dari vena disebut venules. Kedua kapiler ini, satu dengan yang lainnya membentuk hubungan sehingga merupakan jaringan tersendiri yang disebut thoroughfare channel. Di dalam jaringan inilah terjadi pertukaran gas (CO2, O2), zat nutrisi, dan sisa metabolisme dari cairan tubuh (body fluids), baik secara intrasel maupun ekstrasel. Jaringan dan system thoroughfare channel ini mempunyai permukaan yang luasnya sekitar 8.000 cm2.
Fungsi dari otot-otot polos yang membentuk cincin pada dinding kapiler akan mengatur kuat lemahnya dan cepat lambatnya aliran darah ke dalam jaringan-jaringan. Kecepatan aliran darah tergantung pada arah aliran darah, yaitu jaringan mana yang akan dituju. Aliran darah dalam jaringan yang sedang aktif akan lebih cepat (mencapai 20 kali lipat) dibandingkan dalam jaringan yang inaktif atau istirahat.
Pada umumnya, orang yang sedang ketakutan, darah lebih banyak mengalir menuju jantung, paru, dan otot-otot skeletal. Keadaan ini fungsinya untuk mempersiapkan segala kemungkinan dan tindakan yang sifatnya sangat penting. Itulah sebabnya, mengapa bagian-bagian ujung tubuh, seperti tangan dan kaki pada orang yang sedang ketakutan menjadi dingin karena darah di tempat-tempat itu berkurang. Dalam akupunktur ketakutan berunsurkan air (dingin).
Seluruh volume darah di dalam tubuh dapat ditampung di dalam pembuluh darah, apalagi pembuluh darah dalam keadaan bervasodilatasi. Apabila seseorang dalam keadaan collapse (semua pembuluh darah dalam kedaan vasodilatasi) maka cairan darah seluruhnya berada di dalam keadaan pembuluh darah bahkan aliran darah tidak ada yang mengalir ke dalam otak. Kondisi ini disebabkan posisi manusia berdiri tegak. Kondisi ini kemungkinan dapat terjadi pada orang yang mengalami shock sangat hebat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar